Gula Pelangi

Langit timurku layar ilusi sang pemimpi

Kutunggu hujan hingga ia berwarna-warni

Dengan senyum dan segenggam kembang gula yang manis

Pagi Ini

Lulut lumut berteman rumput dalam gelap hanyut kabut

Mungkin menjadi serdadu sajak di pekarangan rumah

Tak tau lah ! pagi ini bukan kemarin pagi

Sudah payah jengah

Cari saja di surga dan tanya malaikat

Bumi tidak menerima manusia sempurna

Tetap saja malam berpeluh menjadikannya embun pada pagi

Menggantungnya di pucuk-pucuk melati putih

Indah …

Arggh…… tapi pagi ini bukan kemarin pagi !

Buku Tentang Pagi

Aku ingin kembali membacamu

Halaman-halaman buku tentang pagi dengan wangi kopi hangat dan sapaan selamat pagi

Mengulang setiap bait nostalgi : sekantung permen, robot gundam, sepeda kecil, dan cerita pengantar mimpi

Aku ingin kembali memandangimu

Karena perasaan membuncah pecah dalam tempurung kalbu ,lepas mengelupas warna biru di wajah dan otakku

Meredam padam nyala kotak otak kepala yang selalu bertanya kemana arahku

Jejak-jejak  pijak mengajak langkah  singgah  memeluk bapak dan ibu

Senyum

Sebentuk simpul dari wajah itu

Mendekat…….

Kudekap simpulnya diam-diam

Seperti dikecup kemudian malu

Kusimpan simpulnya dalam-dalam

Sebelum lenyap kemudian rindu